9 Februari 2019/ 19.01/ di Radja Reflexy
Belakangan ini, entah kenapa intens banget aku mantengin sosial medianya Gading sama Giselle. Sedih, karena melihat keluarga yang biasa-biasa aja, terlihat nayris tanpa masalah, tapi kemudian, boom, terjadi perceraian. Mirisnya mereka sudah memiliki seorang anak lucu yang membutuhkan mereka utuh. Hmmm, kita gak boleh suudzon kan ya, tentang masalah rumah tangga mereka. Tapi aku jadi mulai menganalisa.Dari kasus perceraian Gading dan Giselle aku juga sedikit membandingkan Raffi dan Nagita. Gak ada kerjaan banget yah, tapi bisa jadi tolak ukur atau berkaca ke rumah tangga kita sendiri iya gak?
Kalau gak sepaham, gak masalah nih, tapi boleh nanti di komentar diberi masukan supaya yang baca juga mendapatkan manfaat untuk menjalani rumah tangganya lebih baik.
Hmmm, analisaku mengenai perceraian yang terjadi antara kedua artis tersohor ini:
1. Frekuensi dan ritme yang terlalu jauh berbeda.
2. Ambisi dan ego yang belum terselesaikan.
3. Kesibukan dalam mengekspresikan diri masing-masing membuat waktu komunikasi berkurang.
4. Waktu mereka untuk sekadar berduaan sudah banyak terbagi dengan aktivitas adan anak
5. Kurangnya keterbukaan dan rasa menghargai satu sama lain (tanpa sadar saling meremehkan)
6. Terlalu banyak orang lain yang ikut campur dalam kehidupan mereka
7. Tidak menyadari kalau mereka saling membutuhkan satu sama lain.
8. Masalah yang tidak terselesaikan, sehingga menjadi gulungan es, yang siap pecah sewaktu -waktu
9. Ada ekspektasi yang tidak tercapaikan dalam pernikahan
Banyak yah, sudah semacam ahli psikolog saja. Tapi ini yang bisa aku analisa dari hubungan dua artis tersohor ini, makanya banyak yang juga mengingatkan kasihan sama Gempinya. Perbandingannya dengan pasangan Raffi dan Nagita nih, ke-9nya terpenuhi jadi masih berlanjut walaupun banyak kabar miring tentang Rafi diluaran.
Setiap pasangan pasti memiliki ekspektasi dalam pernikahannya. Bahkan ada beberapa yang selalu membuat target dalam hidupnya, jika dalam waktu 3 tahun tidak mendapatkan ini dan itu dalam pernikahan, maka lebih baik selesai. Perasaan cinta, berbunga-bunga itu cuma bertahan 3 tahun, sisanya adalah saling menghargai dan terbuka satu sama lain, sudah seperti sahabat bahkan saudara karena saling melengkapi satu sama lain. Dalam pernikahan Gading dan Gisella, perasaaan cinta sudah sedikit luntur karena secara tidak sadar terpatri dalam hubungan mereka harus memberikan yang terbaik untuk Gempi. Gading merasa cukup dengan keadaan sekarang, tapi Gisella tidak. Gading merasa lebih baik Gisella di rumah mengurus segala keperluan keluarga, tapi Gisella memilih mebangun kerajaan bisnis dengan tujuan untuk kebahagiaan Gempi.
Ada kemungkinan juga kalau Gisella cemburu dengan eksistensi Gading dalam dunia perfilman dan butuh di apresiasi lebih oleh sang suami, tapi sang suami sudah terlalu lelah dengan kehidupan di seputarnya, teman, saudara dan anak, Gisella merasa bterabaikan, dan ingin membuktikan kalau dia bisa. Padahal menurut Gading, dia mengerjakan itu semua untuk Gisella dan gempi. Komunikasi tidak berjalan dengan baik. Semua sibuk, gak punya waktu beerdua. Hambar, hampa yang dirasakan dalam hubungan, dialihkan ke anak. Gisella sebenarnya rapuh, tapi Gading sudah terlalu sibuk untuk memahami istrinya, mendengarkan keluh kesahnya. gadiing merasa dirinya melakukan itu untuk keluarga, tapi ada satu hal yang Gading lupa, waktu, kebersamaan lebih baik daripada uang sebesar apapun.
Coba menengok sekilas pada pasangan Raffi dan Gigi. Menurutku kedua pasangan ini cukup cerdas mengelola emosi, terutama Gigi. Memiliki suami macam Raffi pasti sudah bikin geleng-geleng kepala yah, pemberitaan dimana-mana dan hampir semuanya negatif. Alih-alih minta cerai Gigi membesarkan hatinya dengan berusaha mempercayai suaminya sepenuhnya. Gigi berperan sebagai ibu, ratunya rumah tangga, menyiapkan semua keperluan suami dan anak. Memang ini pun juga menjadi cita-cita Gigi. Ekspektasi Gigi tidak setinggi Gisela. Dia cuma mau bahagia dan berusaha menikmati pernikahannya sambil ingin memberitahu para wanita di luara sana, kalau I am The Queen for Rafi dan dia bisa lebih baik dari sebelumnya, bisa menjadi suami yang setia dan bertanggung jawab.
Gigi cerdas mengelola emosi dan kebosanannya menjadi uang. Dia tidak ingin tenggelam dalam banyak prasangka tentang suaminya, alih-alih kesal dan marah-marah pada sang suami, dia membuat lagu dan membuat Rafi nyaman, sehingga seplayboy2yya Raffi akan kembali pada Gigi. Raffi menemukan oasenya pada Gigi. Apa yang dicari saat merasa hampa ada di rumah. Ini sebenarnya yang diinginkan laki-laki, tapi kadang membuat wanita merasa terkekang, jadi gak bisa pergi kemana-mana.
hmmm, sejatinya, sebuah pernikahan itu adalah tentang melengkapi, menghargai dan menghormati. Jika itu ada yang hilang, mudahlah sebiuah ikatan menjadi tak bermakna.
Berkaca dari kedua pernikahan ini, tidak semuanya sempurna, tapi kita bisa membuat pernikahan menjadi indah, nikmatilah, karena Tuhan telah memilihkan seseorang untuk terus berada di sampingmu, mengarungi kehidupan di dunia, dan semoga bertemu kembali di akhirat.
Ah mellow, kecup sayang pasangan kamu yah, kalo yang jomblo, kecup bantal gulingnya aja deh, trus do'a supaya bisa diketemukan jodoh terbaik dunia dan akhirat. Amiin.
Belakangan ini, entah kenapa intens banget aku mantengin sosial medianya Gading sama Giselle. Sedih, karena melihat keluarga yang biasa-biasa aja, terlihat nayris tanpa masalah, tapi kemudian, boom, terjadi perceraian. Mirisnya mereka sudah memiliki seorang anak lucu yang membutuhkan mereka utuh. Hmmm, kita gak boleh suudzon kan ya, tentang masalah rumah tangga mereka. Tapi aku jadi mulai menganalisa.Dari kasus perceraian Gading dan Giselle aku juga sedikit membandingkan Raffi dan Nagita. Gak ada kerjaan banget yah, tapi bisa jadi tolak ukur atau berkaca ke rumah tangga kita sendiri iya gak?
Kalau gak sepaham, gak masalah nih, tapi boleh nanti di komentar diberi masukan supaya yang baca juga mendapatkan manfaat untuk menjalani rumah tangganya lebih baik.
Hmmm, analisaku mengenai perceraian yang terjadi antara kedua artis tersohor ini:
1. Frekuensi dan ritme yang terlalu jauh berbeda.
2. Ambisi dan ego yang belum terselesaikan.
3. Kesibukan dalam mengekspresikan diri masing-masing membuat waktu komunikasi berkurang.
4. Waktu mereka untuk sekadar berduaan sudah banyak terbagi dengan aktivitas adan anak
5. Kurangnya keterbukaan dan rasa menghargai satu sama lain (tanpa sadar saling meremehkan)
6. Terlalu banyak orang lain yang ikut campur dalam kehidupan mereka
7. Tidak menyadari kalau mereka saling membutuhkan satu sama lain.
8. Masalah yang tidak terselesaikan, sehingga menjadi gulungan es, yang siap pecah sewaktu -waktu
9. Ada ekspektasi yang tidak tercapaikan dalam pernikahan
Banyak yah, sudah semacam ahli psikolog saja. Tapi ini yang bisa aku analisa dari hubungan dua artis tersohor ini, makanya banyak yang juga mengingatkan kasihan sama Gempinya. Perbandingannya dengan pasangan Raffi dan Nagita nih, ke-9nya terpenuhi jadi masih berlanjut walaupun banyak kabar miring tentang Rafi diluaran.
Setiap pasangan pasti memiliki ekspektasi dalam pernikahannya. Bahkan ada beberapa yang selalu membuat target dalam hidupnya, jika dalam waktu 3 tahun tidak mendapatkan ini dan itu dalam pernikahan, maka lebih baik selesai. Perasaan cinta, berbunga-bunga itu cuma bertahan 3 tahun, sisanya adalah saling menghargai dan terbuka satu sama lain, sudah seperti sahabat bahkan saudara karena saling melengkapi satu sama lain. Dalam pernikahan Gading dan Gisella, perasaaan cinta sudah sedikit luntur karena secara tidak sadar terpatri dalam hubungan mereka harus memberikan yang terbaik untuk Gempi. Gading merasa cukup dengan keadaan sekarang, tapi Gisella tidak. Gading merasa lebih baik Gisella di rumah mengurus segala keperluan keluarga, tapi Gisella memilih mebangun kerajaan bisnis dengan tujuan untuk kebahagiaan Gempi.
Ada kemungkinan juga kalau Gisella cemburu dengan eksistensi Gading dalam dunia perfilman dan butuh di apresiasi lebih oleh sang suami, tapi sang suami sudah terlalu lelah dengan kehidupan di seputarnya, teman, saudara dan anak, Gisella merasa bterabaikan, dan ingin membuktikan kalau dia bisa. Padahal menurut Gading, dia mengerjakan itu semua untuk Gisella dan gempi. Komunikasi tidak berjalan dengan baik. Semua sibuk, gak punya waktu beerdua. Hambar, hampa yang dirasakan dalam hubungan, dialihkan ke anak. Gisella sebenarnya rapuh, tapi Gading sudah terlalu sibuk untuk memahami istrinya, mendengarkan keluh kesahnya. gadiing merasa dirinya melakukan itu untuk keluarga, tapi ada satu hal yang Gading lupa, waktu, kebersamaan lebih baik daripada uang sebesar apapun.
Coba menengok sekilas pada pasangan Raffi dan Gigi. Menurutku kedua pasangan ini cukup cerdas mengelola emosi, terutama Gigi. Memiliki suami macam Raffi pasti sudah bikin geleng-geleng kepala yah, pemberitaan dimana-mana dan hampir semuanya negatif. Alih-alih minta cerai Gigi membesarkan hatinya dengan berusaha mempercayai suaminya sepenuhnya. Gigi berperan sebagai ibu, ratunya rumah tangga, menyiapkan semua keperluan suami dan anak. Memang ini pun juga menjadi cita-cita Gigi. Ekspektasi Gigi tidak setinggi Gisela. Dia cuma mau bahagia dan berusaha menikmati pernikahannya sambil ingin memberitahu para wanita di luara sana, kalau I am The Queen for Rafi dan dia bisa lebih baik dari sebelumnya, bisa menjadi suami yang setia dan bertanggung jawab.
Gigi cerdas mengelola emosi dan kebosanannya menjadi uang. Dia tidak ingin tenggelam dalam banyak prasangka tentang suaminya, alih-alih kesal dan marah-marah pada sang suami, dia membuat lagu dan membuat Rafi nyaman, sehingga seplayboy2yya Raffi akan kembali pada Gigi. Raffi menemukan oasenya pada Gigi. Apa yang dicari saat merasa hampa ada di rumah. Ini sebenarnya yang diinginkan laki-laki, tapi kadang membuat wanita merasa terkekang, jadi gak bisa pergi kemana-mana.
hmmm, sejatinya, sebuah pernikahan itu adalah tentang melengkapi, menghargai dan menghormati. Jika itu ada yang hilang, mudahlah sebiuah ikatan menjadi tak bermakna.
Berkaca dari kedua pernikahan ini, tidak semuanya sempurna, tapi kita bisa membuat pernikahan menjadi indah, nikmatilah, karena Tuhan telah memilihkan seseorang untuk terus berada di sampingmu, mengarungi kehidupan di dunia, dan semoga bertemu kembali di akhirat.
Ah mellow, kecup sayang pasangan kamu yah, kalo yang jomblo, kecup bantal gulingnya aja deh, trus do'a supaya bisa diketemukan jodoh terbaik dunia dan akhirat. Amiin.
Komentar
Posting Komentar
Terimakasih telah berkunjung ke blog saya. Insyaallah saya akan berkunjung balik. Silahkan berkomentar dengan sopan, dan berbagi tips untuk sesama pembaca.