Plus- Minus Naik Kendaraan Umum dan Kendaraan Pribadi Keluar Kota

 9 Desember 2024/11.26

Semoga jadi anak soleh anakku

Hari ini anakku Razan Rasyid Abdurrahman genap 1 tahun, semoga jadi anak soleh ya, doyan makan, lancar berjalan dan berbicara besarnya punya restoran buat ibu-ibu pengajian. amiin. Lumayan perayaan kecil-kecilan dan ada doa bersama tadi sekeluarga.

Rencananya tanggal 3 Januari 2025 kami akan pergi ke luar kota untuk menghadiri pernikahan teman adikku, kalau bicara irit, sebenarnya naik kendaraan pribadi lebih irit dan bisa patungan, tapi kedua orangtua dan adikku lebih memilih untuk naik kendaraan umum, kereta. Menurut ibuku, kalau naik kereta mereka dapet diskon 20% karena sudah masuk usia lansia. Selain itu adikku juga bawa bayi usia 3 bulan dan batita 1 tahun. 

Setelah per-diskusian panjang, akhirnya aku dan suamiku naik kendaraan pribadi bersama si Batita, dan membawa barang-barang mereka. Sementara ibu, bapak, adikku, istri dan anak bayinya naik kereta menuju Solo. Kami berangkat terlebih dahulu, supaya sampai di Solo sebelum malam. 

Kita coba bandingkan yuk! Perjalanan menggunakan kendaraan umum dan kendaraan pribadi. 

Motor paling simple ,tapi kalo hujan bingung.

1. Keluar Kota Menggunakan Kendaraan Pribadi Roda Dua

Menggunakan kendaraan pribadi jauh lebih simple menurutku, tidak harus membeli tiket, bisa berangkat jam berapapun kita yang mengukur waktunya. Persiapannya hanya bensin, baju hangat saja. Untuk berkendara keluar kota menggunakan motor kekurangannya tidak bisa membawa barang dalam jumlah banyak, kalaupun bisa harus perhatikan juga faktor keselamatannya. Hujan, jika hujan maka jarak pandang jadi kurang baik, dan kalau tidak memakai jas hujan atau pelindung barang maka barang yang di bawa dan baju jadi basah, kecuali berteduh terlebih dahulu, tapi jika berteduh, dan menunggu hujan berhenti, akan lama sampai ke tempat tujuannya. Plusnya, berkendara dengan motor akan menghemat bensin, dan bisa berhenti dimanapun kita suka, untuk mencharge baterai ponsel dan juga mencharge diri kita. Pengalamanku yang pernah pakai motor ke  Bandung- Depok atau sebaliknya, recovery bisa dua minggu, badan rentek euy dan sampai ke lokasi yang harusnya 3 jam bisa 3x lipatnya :).

Nyaman,tapi lumayan lelah kalo gak ada gantiannya.

2. Keluar Kota Menggunakan Kendaraan Pribadi Roda Empat

Alhamdulillah bisa kebeli mobil Daihatsu Xenia 1300 yang kita kasih nama Mongu, karena mobilnya berwarna purplish (silver, ungu). Menggunakan roda empat keluar kota nyaman, apalagi kalau aku sudah bisa menyetir, bisa bantu suamiku rehat dan bisa lebih cepat sampai. Sekarang karena belum bisa, jadi biasanya kita per2 atau 4 jam berhenti di rest area. Kalau perkiraan di peta perjalanan 7 jam, buat estimasi dikali 2 jam deh, berarti perjalanan kita 14 jam sudah dengan berhenti di rest area. 

Soal bensin dan tol jangan ditanya, lumayan menguras kantong, belum lagi lelahnya. Eaknya adalah gak usah dondong petong akngkat barang, dan gak terpaut waktu juga gak ada penambahan biaya utuk ke lokasi kendaraan umumnya. 

Enaknya di lokasi tujuan karena ada mobil, bisa pergi ke beberapa tempat karena sudah ada mobil, naik kendaraan umum dari rumah ke luar kita , kemudian menyewa mobil atau aik taksi online juga bisa nih. Tapi kalau pake mobil sendiri kata suamiku lebih puas, karena sudah menyatu dengan mobilya, hehe.

Nyaman,tapi sampenya lama.

3. Keluar Kota Naik Kendaraan Umum Bis

Naik bis itu seru ya, apalagi duduk di paling depan, bagaikan melihat layar tancap landscape jalanan di depan kita. Pandangan kita sama dengan drivernya. Kalau ke Solo, aku paling suka naik bis Rosalia, dapet selimut dan kursinya bisa di luruskan sampai kita setengah tidur ataupun bahkan tiduran, pemandangannya kelokan jalan, dan seru banget, konsepnya kaya konser di IKEA yang baru saja dilangsungkan beberapa hari terakhir, tapi ini jalanan yang ada di depan kita, seru banget.

Ada waktu kita akan berhenti di satu tempat untuk makan siang dan juga sebelum berangkay di beri snack. Berasa fieldtrip bareng temen-temen sekolah gak tuh vibesnya. Gak enaknya, perjalanan jau lebih lama dibandingkan naik kereta. Naik bis kalau yang gak ada toiletnya lumayan menyiksa karena sulit BAK kalau sudah kebelet, paling cari pom bensin. Gak semua bis seperti Rosalia, kursinya gak bisa di adjust.

Cepet nih sampenya.

4. Keluar Kota Naik Kendaraan Kereta Api

Seru sebenarnya naik kereta api, yang bikin males ke stasiunnya dan dong dong petong barangnya, ada kuli yang bisa dibayar, tapi kayak takut gimana-gimana gitu deh. Dulu waktu kuliah aku sering banget naik kereta Purwojaya ke Purwokerto, kuliahku di UNSOED (Universitas Jenderal Soedirman). Bapakku dari dulu, selalu berangkat dari rumah, 4 jam sebelum jadwal kereta api. Misalnya kereta apinya jadwalnya jam 22, nah bisa banget tuh berangkatnya dari jam 18, ajib kan.

Tapi ini bikin kita jadi gak pernah terlambat nih. Yang bikin malesnya lagi tuh pas berhenti di stasiun ada momen harus ngantri, disitu pasti perasaanku campur aduk, pengen cepet keluar dan takut kebawa ke stasiun selanjutnya, serba banyak ketakutannya deh. Ada serunya sih, seperti jadi gak terlalu lelah, bisa jalan di lorong, bisa ngobrol ketemu orang baru, bisa lihat pemandangan di sekitar kereta kalau berangkatnyapas dapat kereta pagi ya, kalau kereta malam agak susah nih. 

Suasana stasiun yang besar dan bentuk yang unik di setiap kota, kadang bikin aku suka bikin cerita dalam pikiran aku nih, kadang ditambah ekspresi orang-orang yang aku lihat saat kereta berabjak dari stasiun, jadi berasa kaya ide buat bikin cerpen gitu, hehe.



Naik pesawat cepet banget,males ke bandara dan dari bandara ke ota tujuan,haha

5. Keluar Kota Naik Pesawat Terbang

Naik pesawat terbangku bisa dihitung menggunakan jari, terjauh perjalananku baru ke Singapura aja. Pesawat termahal yang aku naiki Garuda Indonesia, jadi ibuku ngumpulin poin setiap perjalanan dinas, kalau dilihat-lihat perjalanan ibu dan bapakku sebagai pegawai negeri jauh lebih banyak daripada aku. Ibu sudah pernah sampai New York, sementara bapakku sudah pernah sampai di Korea. Paspor aku aja udah abis. Sejak ikah jadi gak punya SIM C , gak punya paspor, hehe. 

Sama dengan naik kereta api, ke bandara itu bapakku biasanya lebih ontime lagi karena takut macet. Beneran 4 jam bahkan hampir 5 jam, karena memang jalan menuju bandara suka macet. Sampai di bandara lebih baik menunggu. Ada kenangan uniik nih, waktu aku memenangkan pergi ke Padang waktu ada festival disana. Alhamdulillah pas di bandara tujuan aku bangun, jadi gak ketinggalan pesawat. Menurutku naik pesawat di dalam negeri termasuk cepat , karena kayak baru duduk udah sampe aja, beda dengan ke luar negeri. tapi jujurly, kalau naik pesawat pada saat mau take off, aku wajib banget pegangan sama orang di sebelahku atau kursinya, karena agak ngeri. Kalau pas landing ngerinya kalau ada turbulensi.

Pengalaman naik pesawat saat sudah mau landing itu sebenarnya indah banget, apalagi kalau cuaca bagus dan sudah dekat dengan kota tujuan, tapi tidak di Jakarta ya, kaena banyak polusi udara, justru kalau sudah mau landing malah tidak terlihat apa-apa.

Seru pengalamannya tapi agak ngeri kalo kapalnya kenapa2.

6. Keluar Kota Naik Kapal Laut

Alhamdulillah, naik kapal laut juga sudah merasakan nih, waktu ingin pergi ke Lampung. Waktu itu kami pergi ke Lampung untuk menghadiri pernikahan salah satu anak tetangga kami. Seru nih, pengen lagi deh, tapi naik mobil pribadi pas nyebrang pulau menggunakan kapal laut. Waktu itu aku naik bis, bayar 175ribu untuk menyebrang ke Lampung, menggunakan bis, kalau mobil pribadi aku kurang tahu tarifnya, tapi kayaknya bakalan seru deh, karena bisa jalan-jalan ke beberapa sumatra saat sudah di daratan. Dari Lampung ke Sumatra Barat, Riau, Bengkulu bisa ditempuh dengan jalan darat.

Pengalaman naik kapal laut menurutku cukup mengasyikkan, kalau mau dapat tempat yang lebih enak dengan kursi beludru kita dapat mmebayar 10ribuan ke pegawai disana. Karena kapal cukup besar ombak tidak terlalu terasa. Waktu berangkat juga kebetulan malam. Hanya saja pada saat pulangnya dan mau shalat di bagian atas kabis perahu, sempat terasa sekali goyangannya, dan di sebelah mushala, ada seperti kafe yang isinya nyanyi-nyanyi gitu, jadi agak kurang khusyu.

Selain itu aku kalau naik kapal laut dan pesawat kayaknya lebih pasrah dan banyak berdzikir, jika kita tenggelam auto habis dimakan makhluk -makhluk di dalam air, naik pesawat kalau meledak  auto hancur bersama dengan kepingan pesawat. naik kendaraan darat juga gak luput dari celaka, tapi lebih merasa save.

Maka dari itu dianjurkan untuk berzikir atau berdoa saat perjalanan karena akan dilindungi allah, meminta do'a lah pada orang yang sedang safar, karena akan dikabulkan insyaaallah.

Dari pengalaman-pengalamanku kira-kira, kamu lebih pilih ke luar kota naik apa? dan kenapa?sharing pengalaman kamu naik kendaraan keluar kota yuk!







Komentar